Peluang di pasar roti Asia Pasifik: Kebangkitan sourdough

Tren makanan datang dan pergi. Demikian halnya dengan produk roti – berkembang dari croissant dan donat konvensional menjadi cronut sourdough.

Menurut Euromonitor, konsumsi roti di APAC* meningkat dari 8,5 juta ton pada tahun 2017 menjadi 9,2 juta ton pada tahun 2021. Hal ini dapat dikaitkan dengan peningkatan pendapatan yang dapat dibelanjakan, urbanisasi yang pesat, dan permintaan akan produk makanan yang mudah dikonsumsi karena gaya hidup yang semakin sibuk. Pasar roti diperkirakan terus tumbuh mencapai 10,3 juta ton pada tahun 2027.

Meski roti yang lembut dan manis tetap menjadi preferensi lokal yang dominan di seluruh kawasan, konsumen APAC semakin sadar akan kesehatan dan semakin memahami pentingnya makanan dalam meningkatkan kesehatan mereka. Ditambah dengan pengaruh dari makanan gaya Barat, terdapat permintaan yang meningkat untuk roti artisan seperti roti sourdough.

Dalam studi baru-baru ini yang disponsori oleh Lesaffre Singapura, 1 dari 5 orang Singapura mengonsumsi roti sourdough dalam 3 bulan terakhir1, menjadikannya lebih populer dari pilihan roti yang lebih sehat lainnya seperti roti rendah GI, bebas gluten dan organik.

Toko roti industri juga dengan sigap menangkap tren sourdough. Jumlah roti sourdough kemasan di APAC* yang dicatat oleh Innova meningkat tiga kali lipat pada tahun 2022 bila dibandingkan dengan tahun 2017. Meski permintaan didorong oleh pasar yang sudah matang seperti Australia dan Jepang, sourdough secara bertahap juga semakin populer di negara-negara lain, seperti Singapura.

Jadi, apa yang mendorong tren sourdough dan apa daya tarik roti artisan ini?

Citra yang positif

Konsumen Asia memiliki banyak pilihan makanan dan roti merupakan pilihan yang populer untuk sarapan dan camilan1,2 di kawasan ini. Mulai dari bakpao yang gurih sampai roti gulung manis, pilihannya tidak terhitung banyaknya. Akan tetapi, konsumen secara bertahap beralih ke pola makan yang lebih sehat berkat upaya kampanye pemerintah dan promosi oleh perusahaan makanan.

Menurut Mintel, bahan alami merupakan faktor terpenting bagi konsumen APAC saat berbelanja makanan. Saat kita berbicara tentang roti artisan, Lesaffre menemukan bahwa 1 dari 2 konsumen sourdough di Singapura dan Thailand mengonsumsi roti sourdough karena lebih sehat dibandingkan roti lainnya dan hampir separuhnya berpikir bahwa roti sourdough lebih alami1,2.

Lesaffre menemukan bahwa di Singapura, konsumen sourdough secara erat mengaitkan sourdough dengan proses fermentasi alami, kualitas roti yang lebih baik, memberikan rasa khas dan aroma yang lebih kaya pada roti, hanya menggunakan bahan alami dan merupakan produk premium1. Selain itu, konsumen sourdough di Thailand juga memandang sourdough sebagai pilihan yang lebih bergizi daripada roti biasa, lebih rendah gluten, berkontribusi pada penurunan puncak glikemik, melepaskan mineral untuk penyerapan yang lebih baik oleh tubuh kita dan merupakan roti yang layak dibeli2.

Untuk memikat konsumen, semakin banyak toko roti terlihat menyeimbangkan kesehatan dan kesenangan dengan menawarkan roti yang lebih sehat dan alami dalam rasa yang populer atau sedang tren, seperti roti sourdough butir cokelat.

Budaya nongkrong di kafe

Generasi milenial di APAC tumbuh besar di dunia global dan lebih terpapar budaya Barat. Hal ini menyebabkan munculnya budaya nongkrong di kafe di kawasan di mana konsumen APAC semakin mengenal roti artisan karena sourdough sering dijual di kafe untuk dinikmati bersama kopi, teh atau sup krim panas.

Menurut Euromonitor, meski terjadi penurunan antara tahun 2020 dan 2021 karena pandemi, penjualan melalui kafe di APAC diperkirakan pulih pada tahun 2022 dengan pertumbuhan yang kuat sebesar 15% dibandingkan tahun sebelumnya.

Selain itu, popularitas sourdough selama pandemi juga membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang roti artisan. Beberapa toko roti artisan khusus atau toko roti rumahan juga bermunculan sebagai hasil dari kesuksesan mereka selama masa-masa COVID. Survei yang sama yang disponsori oleh Lesaffre juga menemukan bahwa toko-toko khusus seperti toko roti artisan dan kafe merupakan kanal utama untuk penjualan roti sourdough di Singapura karena mereka dianggap memiliki kualitas yang lebih baik1.

Meskipun demikian, supermarket dan hipermarket tetap menjadi kanal penting untuk roti biasa maupun sourdough karena jaringannya yang luas1,2. Karenanya, beberapa merek kafe terlihat memperluas roti sourdough mereka ke beberapa supermarket premium dalam bentuk kemasan untuk menjangkau kalangan konsumen yang lebih luas.

Preferensi roti sourdough

Jika diberi pilihan, mayoritas konsumen di Singapura dan Thailand akan memilih roti sourdough yang lembut dan/atau empuk1,2. Hal ini tidaklah mengherankan karena roti yang lembut tersedia secara luas dan akrab bagi konsumen Asia. Kerak luar yang keras dan tekstur yang kenyal jauh lebih diterima oleh konsumen sourdough di Singapura dibandingkan dengan bukan konsumen sourdough1, sementara konsumen sourdough di Thailand juga menyukai kerak luar yang keras dan tekstur yang padat2.

Dalam hal rasa, susu/mentega, gandum/sereal, dan manis/madu adalah 3 pilihan yang paling disukai oleh konsumen di Singapura dan Thailand1,2. Di sisi lain, rasa fermentasi/alkohol/ragi paling tidak disukai oleh konsumen Singapura1, dan kecut/asam merupakan yang paling tidak populer di kalangan konsumen Thailand2.

Toko roti dapat mempertimbangkan roti sourdough yang lembut dan empuk dengan rasa susu/mentega atau manis/madu untuk menarik kelompok konsumen yang lebih luas dan memikat konsumen yang belum mengonsumsi sourdough untuk mulai beralih.

Menyesuaikan resep roti yang sudah ada dengan Livendo

Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Food Industry Asia, perusahaan di Singapura, Malaysia dan Thailand mengindikasikan bahwa mereka termotivasi untuk memformulasi ulang produk guna memenuhi permintaan konsumen dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Akan tetapi, mereka menghadapi tantangan seperti mempertahankan rasa, penerimaan konsumen, pengetahuan teknis (di Singapura dan Malaysia), dan mencari bahan (di Thailand).

Jajaran sourdough Livendo kami telah dikembangkan menggunakan sifat fermentasi alami dari strain ragi dan bakteri pilihan seperti yang terjadi di alam. Berkat ilmu pengetahuan dan keahlian yang diasah selama puluhan tahun, klien kami dapat menikmati semua manfaat alami sourdough saat membuat roti mereka, sambil tetap memegang kendali atas proses serta memangkas waktu dan risikonya. Di Lesaffre, kami juga menawarkan solusi yang disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan khusus pelanggan, menciptakan roti yang inovatif bersama klien kami dan membantu mereka meluncurkan inovasi terobosan dengan lebih cepat.

Selain itu, Baking Center kami memiliki staf pembuat roti yang berpengetahuan luas dan terampil, serta ilmuwan pangan yang selalu siap mendukung di bidang: pengembangan produk dan proses, bantuan teknis, formulasi, analisis sensoris, dan pelatihan.

Masa depan sourdough

Jadi seperti apa masa depan sourdough di APAC? Kami percaya ada banyak ruang bagi pasar sourdough untuk tumbuh. Memperdalam pengetahuan tentang roti sourdough akan membantu mendorong konsumsi bahkan di antara konsumen sourdough yang sudah ada. Di Thailand, hampir 9 dari 10 konsumen berkata mereka akan mempertimbangkan untuk mencoba dan/atau mengonsumsi roti sourdough lebih sering jika mereka dapat belajar lebih banyak tentang roti tersebut2. Ini juga terkait dengan rasa ingin tahu yang lebih besar tentang roti sourdough dibandingkan roti biasa di kalangan konsumen Thailand2. Di Singapura, rasa ingin tahu, minat dan kegembiraan terkait roti sourdough semakin marak1.

Untuk mendorong permintaan, produsen dapat mempertimbangkan untuk memasukkan sourdough dalam produk mereka agar terlihat lebih menonjol sambil mengedukasi konsumen tentang manfaat sourdough. Terlebih lagi, ada banyak potensi menggunakan sourdough dalam produk roti Asia seperti min jiang kueh, youtiao, pandesal, banh mi dan masih banyak lagi untuk menciptakan ciri khas visual dan rasa yang unik. Ini berarti menciptakan daya tarik yang sama sekali baru untuk produk roti yang sudah digemari orang-orang.

Hubungi distributor lokal Anda atau kunjungi kami di lesaffre.co.id untuk informasi selengkapnya.

Ketahui perkembangan terkini dengan wawasan tentang tren makanan konsumen terbaru, artikel teknis, dan masih banyak lagi!  Ikuti kami di FacebookInstagram dan LinkedIn.

Sumber:

*APAC: Bangladesh, Tiongkok, Hong Kong, India, Indonesia, Jepang, Malaysia, Myanmar, Nepal, Filipina, Singapura, Korea Selatan, Sri Lanka, Taiwan, Thailand, Vietnam, Australia, Selandia Baru

1Konsultan Pemasaran & Penelitian Acorn: Studi konsumen sourdough di Singapura (Disponsori oleh Lesaffre Singapura) yang dilakukan antara Jul-Agu 2022 atas N=301 konsumen roti di Singapura.

2Konsultan Pemasaran & Penelitian Acorn: Studi konsumen sourdough di Thailand (Disponsori oleh Lesaffre Singapura) yang dilakukan antara Agu-Sep 2022 atas N=300 konsumen roti di kota Bangkok.

Temukan lebih banyak tren terkini

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.